April 30, 2025
Bareng Founder Artjog, UOB Bahas Korelasi Seni dan Keuangan, Seniman Tak Boleh Miskin

Krjogja.com – YOGYA – UOB Indonesia menggelar Artful Balance: Mengelola Seni dan Keuangan di Museum Benteng Vredeburg, Kamis (27/6/2024) bersama seniman dan pegiat seni di Jogja. Dalam acara tersebut para seniman diajak memahami lebih mengenai literasi keuangan yang akan membantu dalam pengelolaan finansial.

Berbicara mengenai literasi pengelolaan keuangan. Saat ini masih merupakan persoalan fundamental untuk membangun budaya keuangan yang berorientasi menjaga kesehatan keuangan termasuk perencanaan keuangan dan perkiraan keuangan yang dibutuhkan.

Masih rendahnya tingkat literasi dan inklusi keuangan menjadi salah satu kendala dan berdampak besar bagi masyarakat tak terkecuali bagi para seniman, yang saat ini populasi pekerja seni dan kreatif Indonesia tercatat sebesar 200 ribu lebih. Situasi inilah yang kemudian mendorong UOB Indonesia untuk aktif bergerak berkolaborasi membantu para seniman.

Maya Rizano, Head of Strategic Communications and Brand Head, UOB Indonesia mengatakan penerapan art management sangat penting sebagai pengetahuan dasar dalam pengelolaan seni. Sebagai pekerja seni dan kreatif haruslah bisa mengambil bagian dan bergerak dinamis, menghadapi perubahan serta lingkungan global.

“Sebagaimana kita tahu, bidang seni budaya ini sendiri memiliki definisi yang luas, meliputi seni pertunjukan, seni rupa, museum dan cagar budaya, hiburan serta pariwisata. Dan kedepannya sebagai seniman, sangat perlu dalam mengoptimalkan potensi dan kinerja bidang kebudayaan serta penguatan di sektor manajerial. Hal ini tentunya sejalan dengan komitmen UOB Indonesia yang terus berkontribusi terhadap perkembangan sosial budaya, seni serta pendidikan,” ungkap Maya.

Vera Margaret, Head of Deposit & Wealth Management UOB Indonesia menambahkan edukasi terhadap pengetahuan pengelolaan keuangan bagi masyarakat sangat perlu dilakukan. Penjelasan terkait berbagai produk dengan risikonya secara jelas dan baik, agar dapat menikmati hasilnya secara nyata jadi tujuan akhir.

Sementara Heri Pemad, yang 17 tahun mengkreasi Artjog juga pendiri Pemat Art Management mengungkap bahwa literasi keuangan pada seniman sangat penting untuk dilakukan. Ia mengapresiasi UOB Indonesia yang peduli pada seniman bahkan sudah 14 tahun rutin menggelar UOB Painting of The Year.

“Kami dulu awalnya memang dari senang, dapat untung akhirnya menekuni. Rugi rupiah tak apa yang penting senang. Ini yang membuat galeri itu ada ruhnya. Saya mungkin bagian yang senang dulu, ambil resiko namun diimbangi teman-teman di manajemen yang luar biasa sehingga kami bisa berjalan cukup lama,” lanjutnya.

Pemad mengungkap, gerak seni yang dinamis ternyata bisa membawa dampak besar bagi masyarakat. Ia menceritakan dulu Artjog hanya digelar satu minggu, kemudian 15 hari, satu bulan, 1,5 bulan dan saat ini 2 bulan 5 hari. Banyak faktor menurut dia, namun dengan dampak penyelenggaraan event begitu luar biasa maka banyak hal bisa dilakukan.

“Laporan multiplay effect Artjog ternyata besar. Omset di dalam itu bisa mencapai Rp 100 miliar dan selama dua bulan itu terlaporkan sampai Rp 1,2 Trilyun. Bukan saya yang kemudian kaya tapi ekosistem seni yang berjalan. Ya teman-teman seniman harus bisa merasakan,” tandas Pemad.

link