
Soko Bisnis
Nilai Rupiah Melemah, Ini Strategi Jitu Atur Keuangan Keluarga
Kondisi ekonomi saat ini bukan hanya memengaruhi pelaku usaha dan importir, tapi juga bisa berdampak langsung ke rumah tangga terutama pengeluaran harian.

Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan pelemahan rupiah, keluarga Indonesia perlu semakin bijak dalam mengelola keuangan agar tetap stabil dan aman. (Ist.Pexels)
SOKOGURU, JAKARTA: Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus mengalami tekanan hingga menembus angka psikologis Rp17.000 per dolar pada pekan ini.
Kondisi ini bukan hanya memengaruhi pelaku usaha dan importir, tapi juga bisa berdampak langsung ke rumah tangga, terutama dari sisi biaya hidup dan pengeluaran harian.
Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan pelemahan rupiah, keluarga Indonesia perlu semakin bijak dalam mengelola keuangan agar tetap stabil dan aman.
Baca juga: Perkuat Langkah Stabilisasi Nilai Tukar Rupiah dari Tekanan Global, BI Lakukan intervensi di pasar NDF
Berikut beberapa tips cerdas yang bisa dilakukan untuk menjaga keuangan keluarga tetap sehat:
1. Prioritaskan Kebutuhan Pokok
Saat nilai rupiah melemah, harga barang impor dan produk berbahan baku impor cenderung naik.
Oleh karena itu, penting bagi keluarga untuk memprioritaskan kebutuhan pokok dan menunda pembelian barang-barang sekunder atau tersier yang tidak mendesak.
2. Buat Anggaran Bulanan yang Lebih Ketat
Jika biasanya anggaran keluarga cukup fleksibel, saat ini perlu dilakukan penyesuaian.
Catat semua pengeluaran rutin, alokasikan dana untuk kebutuhan penting, dan sisihkan sebagian untuk dana darurat.
Batasi pengeluaran konsumtif seperti makan di luar atau belanja online yang tidak terlalu diperlukan.
3. Manfaatkan Produk Lokal
Harga barang impor bisa melonjak akibat pelemahan rupiah. Sebaliknya, produk lokal cenderung lebih stabil harganya.
Mengutamakan produk buatan dalam negeri tidak hanya membantu keuangan keluarga, tetapi juga mendukung perekonomian nasional.
4. Perkuat Dana Darurat
Fluktuasi nilai tukar berpotensi menimbulkan efek domino terhadap inflasi dan stabilitas ekonomi.
Maka, memperkuat dana darurat menjadi hal krusial. Idealnya, siapkan dana darurat sebesar 3–6 bulan pengeluaran rutin keluarga.
Baca juga: Dolar Menguat, Rupiah Tertekan: Emas Kembali Jadi Pilihan Cerdas
5. Cari Tambahan Penghasilan
Jika memungkinkan, anggota keluarga bisa mencari sumber penghasilan tambahan, baik dari pekerjaan freelance, usaha kecil-kecilan, maupun menjual barang bekas yang masih layak pakai.
Pemasukan ekstra bisa sangat membantu menjaga keseimbangan keuangan keluarga.
6. Hindari Utang Konsumtif
Utang yang digunakan untuk membeli barang konsumtif berisiko tinggi di masa-masa sulit seperti sekarang. Hindari penggunaan kartu kredit untuk hal-hal yang tidak penting.
Jika terpaksa berutang, pastikan untuk tujuan produktif dan disertai rencana pembayaran yang jelas.
Baca juga: Kenaikan Tarif Impor AS Mengancam UMKM Bogor, DPRD Desak Aksi Cepat
Melemahnya rupiah memang menjadi tantangan tersendiri, namun dengan manajemen keuangan yang bijak, keluarga Indonesia tetap bisa menghadapi tekanan ekonomi dengan lebih tenang dan terkontrol. (SG-2)
link