
Soko Bisnis
Waspada! Kesalahan Keuangan yang Sering Bikin UMKM Rugi di Ramadan
Saatnya UMKM cerdas mengatur keuangan agar bisnis tetap lancar. Simak 13 strategi keuangan agar usaha makin cuan dan stabil sepanjang bulan suci! Berkah UMKM.

Jangan sampai tekor! Bulan Ramadan sering bikin pengeluaran membengkak. Yuk, pelajari cara cerdas mengelola keuangan UMKM agar tetap untung dan bisnis makin berkembang. Foto: TheDigitalWay
SOKOGURU – Bulan Ramadan seringkali membawa perubahan signifikan dalam pola konsumsi dan aktivitas bisnis.
Bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), perubahan ini bisa menjadi tantangan tersendiri dalam menjaga stabilitas keuangan.
Oleh karena itu, manajemen keuangan yang efektif menjadi kunci utama untuk memastikan kelangsungan usaha selama bulan suci ini.
BACA JUGA: 7 Hal Wajib Diperhatikan, Bisnis UMKM yang Paling Cepat Balik Modal, Cocok untuk Pemula!
1. Rencanakan Anggaran dengan Cermat
Dikutip dari MNEWS.CO.ID, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah merencanakan anggaran dengan matang.
Buatlah perencanaan dan pencatatan yang rinci mengenai pengeluaran dan pemasukan selama bulan Ramadan, mulai dari bahan baku, gaji karyawan, hingga biaya operasional lainnya. Catat juga pemasukan dari penjualan, baik online maupun offline.
2. Kelola Arus Kas dengan Ketat
Menjaga arus kas tetap positif adalah kunci keberhasilan bisnis, terutama selama Ramadan.
Dikutip dari OTTODIGITAL, UMKM harus memonitor pemasukan dan pengeluaran secara rutin untuk menghindari defisit.
Prioritaskan pengeluaran utama dan hindari pembelian impulsif. Jika anggaran terlalu ketat, bisa memanfaatkan solusi keuangan karyawan seperti kasbon untuk kebutuhan darurat tanpa mengganggu cash flow.
BACA JUGA: Jangan Ketinggalan! 5 Tren UMKM yang Bakal Meledak Tahun Ini
3. Sesuaikan Stok Barang dengan Permintaan
Selama Ramadan, permintaan pasar cenderung meningkat atau menurun tergantung pada jenis produk yang ditawarkan.
Oleh karena itu, penting bagi UMKM untuk menyesuaikan persediaan barang sesuai dengan permintaan pasar.
Ini membantu menghindari overstocking atau kekurangan stok yang dapat mempengaruhi penjualan sebagiaman dikutip dari MNEWS.CO.ID.
4. Tawarkan Promosi yang Tepat Sasaran
Strategi promosi yang sesuai dengan kebutuhan konsumen selama Ramadan, seperti diskon khusus atau paket bundling, dapat meningkatkan penjualan tanpa mengorbankan margin keuntungan.
Manfaatkan promo dan diskon dari supplier untuk mendapatkan bahan baku dengan harga yang lebih murah. Tawarkan juga promo dan diskon menarik untuk menarik pelanggan.
5. Kendalikan Biaya Operasional
Evaluasi dan kendalikan biaya operasional, seperti listrik dan transportasi, yang mungkin meningkat selama Ramadan, guna menjaga keseimbangan anggaran.
Dengan perencanaan yang tepat, keuangan selama Ramadan tetap aman tanpa harus mengorbankan kenyamanan.
BACA JUGA: Cara Menghitung HPP untuk Usaha Es Buah di Bulan Ramadan, Biar Untung Maksimal!
6. Manfaatkan Teknologi untuk Efisiensi
Penggunaan teknologi, seperti aplikasi akuntansi atau sistem manajemen inventaris, dapat membantu UMKM meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi biaya.
Beberapa perusahaan menyediakan solusi finansial bagi karyawan, seperti program cicilan gaji atau pinjaman darurat, yang bisa membantu mengelola pengeluaran mendadak selama Ramadan.
7. Tingkatkan Layanan Pelanggan
Menjaga kepuasan pelanggan selama Ramadan dengan memberikan layanan yang responsif dan berkualitas dapat mendorong loyalitas dan repeat order.
Memberikan hampers atau tunjangan hari raya (THR) kecil untuk teman kantor memang menyenangkan, tetapi perlu tetap sesuai dengan kondisi finansial.
Pilih hampers yang lebih personal namun tetap terjangkau, atau manfaatkan promo dan diskon yang banyak ditawarkan menjelang Lebaran.
8. Evaluasi dan Sesuaikan Strategi Secara Berkala
Lakukan evaluasi berkala terhadap kinerja keuangan selama Ramadan dan siap melakukan penyesuaian strategi jika diperlukan, untuk memastikan anggaran tetap seimbang.
Dengan perencanaan yang matang, Ramadan bisa dijalani dengan lebih tenang dan nyaman tanpa harus khawatir keuangan terganggu.
9. Pisahkan Keuangan Pribadi dan Usaha
Penting bagi pelaku UMKM untuk memisahkan keuangan pribadi dan usaha.
Hal ini akan memudahkan dalam memantau arus kas dan mengetahui kondisi keuangan usaha secara real-time.
Dengan demikian, pengambilan keputusan finansial dapat dilakukan dengan lebih tepat. (*)
link